Entri Populer

Analisis Dinamika Kurikulum di Indonesia Berdasarkan Jenis Kurikulum dan Hal-hal Esensial dalam Pengembangan Kurikulum

Dinamika kurikulum di Indonesia merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dihindari. Sebelum membahas lebih jauh mengenai dinamika kurikulum berdasarkan jenis kurikulum dan  hal-hal esensial dalam pengembangan kurikulum, akan lebih baik apabila kita memahami terlebih dahulu mengenai pengertian dari kurikulum. Menurut J.Lloyd Trump dan Delmas F.Miller dalam buku Secondary School Improvemant (1973), kurikulum juga termasuk metode mengajar dan belajar, cara mengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan tenaga pengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervisi dan administrasi dan hal-hal struktural mengenai waktu, jumlah ruangan serta kemungkinan memilih mata pelajaran. Ketiga aspek pokok, program, manusia dan fasilitas sangat erat hubungannya, sehingga tidak mungkin diadakan perbaikan tanpa memperhatikan ketiganya. Beauchamp (1968) meyatakan kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas, sangatlah lazim bila ada pengembangan dan perubahan dalam kurikulum,baik bersifat sebagian (parsial) maupun menyeluruh. Terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan terjadinya dinamika kurikulum, antara lain perkembangan ilmu dan teknologi, kebutuhan masyarakat, perkembangan teknologi pendidikan dan pembelajaran, kebutuhan lembaga, dinamika dalam perspektif lokal, nasional, dan global serta kebutuhan masyarakat. Pengembangan yang dilakukan hendaknya didasari oleh faktor-faktor atau hal-hal esensial yang mendasari perkembangan kurikulum tersebut. Lebih jauh lagi, harus dipikirkan bahwa pengembangan dan perubahan kurikulum tersebut pengkajian berlandaskan alur rasional, empirik, intiuisi, dan autoritarian.Hal ini dimaksudkan agar pengembangan kurikulum yang dilakukan relevan dengan  kondisi saat ini, sehingga pengembangan kurikulum yang baru mampu menjawab tantangan dari perubahan yang terjadi di tingat lokal, global, dan nasional.
Kurikulum di Indonesia mengalami perkembangan dan perubahan sejak tahun 1947 sampai sekarang tahun 2013. Dasar atau landasan serta pertimbangan dari pengembangan dan perubahan kurikulum sepanjang kurun waktu 66 tahun pastilah berbeda. Jenis kurikulum yang digunakan pun berbeda dalam kurun waktu tersebut terkait dengan sejarah perkembangan kurikulum dan jenis pendidikan yang berkembang di Indonesia.
Kurikulum pertama yang diterapkan di Indonesia adalah kurikulum bentukan pemerintah Belanda. Kurikulum ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pemerintah Belanda saat itu yaitu tenaga kerja yang siap bekerja di instansi-instansi milik pemerintah Belanda terutama di bidang administrasi. Hal essensial yang melatar belakangi penerapan kurikulum di masa penjajahan Belanda ini adalah kebutuhan masyarakat (dunia kerja/ instansi pemerintahan milik Belanda). Bila dilihat dari jenis kurikulum yang diterapkan, maka kurikulum bentukan pemerintah Belanda ini termasuk ke dalam jenis Group-Enrichment Curricullum. Program inti kurikulum seperti ini di desain untuk melayani kelompok tertentu yaitu masyarakat pengguna lulusan, program pengayaan di disusun khusus atas kebutuhan yang bersifat spesifik pula. Perubahan dalam muatan kurikulum ini akan selalu disesuaikan dengan tuntutan dunia kerja, sehingga lulusan memiliki nilai penting hanya pada bidang kerja yang sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.
Kurikulum yang hadir pada zaman penjajahan pemerintah Belanda yang lahir dari pemikiran tokoh Indonesia antara lain kurikulum yang diterapkan pada Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah tahun 1912 yang diprakarsai oleh KH Ahmad Dahlan dan kurikulum yang diterapkan pada Perguruan Taman Siswa tahun 1923 yang diprakarsai oleh Ki Hajar Dewantara. Pengembangan kurikulum keduanya sama-sama bertumpu pada kepentingan lembaga pendidikan tersebut. Namun, keduanya memiliki domain pengembangan yang berbeda. Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah diterapkan dan dikembangkan atas dasar nilai-nilai religius atau mengembalikan syariat Islam sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist. Sedangkan kurikulum pada Perguruan Taman Siswa diterapkan dan dikembangkan berdasar nilai-nilai kebangsaan. Jika mengacu pada muatan inti kurikulum kedua lembaga pendidikan tersebut, maka jenis kurikulum yang diterapkan tergolong pada Mastery Curricullum.      
Kurikulum yang disusun oleh pemerintah Indonesia setelah kemerdekaan yaitu kurikulum 1947 (Kurikulum Rencana Pelajaran-Dirinci dalam Rencana Pelajaran Terurai). Pendidikan yang dikembangkan pada masa awal kemerdekaan lebih fokus pada pemerataan pendidikan bagi rakyat Indonesia agar tidak buta aksara serta menanamkan ideologi kebangsaan Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa kebutuhan masyarakat, bangsa dan negara menjadi hal yang paling utama dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum di Indonesia pada waktu itu. Mengingat masyarakat perlu dapat membaca dan menulis, serta pemerintah atau negara perlu menanamkan karakteristik bangsa Indonesia dengen Ideologi Pancasila kepada bangsa Indonesia. Sehingga muatan materi dalam kurikulum berfokus pada wawasan kebangsaan, ideologi negara, pembentukan karakter. Jenis kurikulum yang diterapkan pada tahun 1947 tergolong ke dalam Mastery Curricullum, karena muatan inti yang terkandung dalam kurikulum tidak bisa diubah-ubah.      
Perubahan berikutnya terjadi pada tahun 1955 menjadi Kurikulum Rencana Pendidikan Sekolah Dasar, kemudian berubah lagi pada tahun 1964 dan disempurnakan pada tahun 1968. Ciri pokok kurikulum 1964 adalah pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat memperoleh pengetahuan akdemik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada pengembangan moral, kecerdasan, emosional, keterampilan dan jasmani. Kurikulum 1968 merupakan pemabaharuan dari kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan striktur kurikulum menjadi pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Dari segi tujuan pendidikan, kurikulum 1968 bertujuan untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasandan keterampilan, moral, budi pekerti dan keyakinan beragama. Kurikulum 1968 bersifat politis, menggantikan Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagi produk Orde Lama. Muatan materi pelajaran pada Kurikulum 1968 bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengen permasalahan faktual di lapangan. Perubahan berikutnya terjadi pada tahun 1973 menjadi Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP). Pada tahun 1975 terjadi dinamika kurikulum lagi, kurikulum di Indonesia pada tahun 1975 berubah menjadi Kurikulum Sekolah Dasar seperti kurikulum yang diimplementasikan pada tahun 1968.
Melihat dinamika kurikulum tersebut,dapat diketahui bahwa kurikulum yang diimplementasikan di Indonesia antara tahun 1947-1984 mengalami perubahan dan pengembangan yang bersifat parsial atau hanya dikembangkan pada bagian-bagian tertentu. Hal ini dikarenakan prinsip pengembangan kurikulum pada kurun waktu tersebut condong ke arah kurikulum sekolah dasar yang menekankan pada kemampuan baca, tulis dan pembentukan karakter. Berdasarkan hal tersebut, kurikulum dalam rentang waktu 1947-1984 termasuk dalam organic curricilum.  Akan tetapi, melihat misi kurikulum dan konsep dasar yang jelas dan tidak banyak berubah dalam kurun waktu yang cukup lama, kurikulum pada masa ini dapat digolongkan ke dalam mastery curriculum karena bersifat lebih kaku. Dengan demikian, dalam satu masa pemberlakuan sebuah kurikulum di Indonesia dapat terjadi kombinasi antara dua atau lebih jenis kurikulum, tergantung dengan sudut pandang dari sebuah penetapan kurikulum tersebut.
Pengembangan dan perubahan kurikulum di Indonesia sejak tahun 1947 sampai 1984, didasari oleh faktor kebutuhan masyarakat, bangsa, dan negara serta kebutuhan peserta didik atau mahasiswa. Hal tersebut relevan dengan keadaan bangsa Indonesia pada waktu itu, dimana masyarakat Indonesia baru saja merdeka. Sehingga pokok atau fokus utama dari pendidikan yang diajarkan adalah pemberantasan buta aksara serta pembentukan karakter dan penanaman nilai-nilai kebangsaan. Tujuan dari pendidikan yang dilaksanakan pada waktu itu secara langsung mempengaruhi muatan materi dalam kurikulum yang disusun. Pada masa tersebut, warga atau masyarakat memerlukan sosialisasi tentang kenegaraan dan bermaknaan terbentuknya negara Indonesia. Perkembangan ilmu dan teknologi serta perkembangan teknologi pendidikan dan pembelajaran belum dijadikan pertimbangan utama dalam pengembangan kurikulum pada rentang waktu tersebut.
Dinamika kurikulum di Indonesia terus berlanjut, pada tahun berikutnya dikembangkan dan diimplementasikan Kurikulum  1984, kemudian Kurikulum 1994, selanjutnya tahun 1997 diimplementasikan Kurikulum Revisi 1994. Tahun 2004 dikembangkan dan diimplementasikan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang kemudian diubah lagi pada tahun 2006 menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hingga yang paling banyak disoroti adalah Kurikulum 2013 yang bahkan sampai tahun 2016 belum diterapkan secara menyeluruh di Indonesia. Menganalisis dinamika perubahan kurikulum yang terjadi tersebut, diketahui bahwa perubahan kurikulum setelah tahun 1984 berbanding terbalik dengan dinamika kurikulum sebelum tahun 1984.
Setelah tahun 1984, dinamika perubahan suatu kurikulum dengan kurikulum berikutnya menjadi lebih singkat, terlebih jarak waktu antara KBK dan KTSP, di mana KBK diterapkan 2 tahun saja. Pada kurikulum 2013 juga disajikan program pilihan berupa pilhan mata pelajaran lintas perminatan untuk mengantisipasi perubahan faktor penentu kurikulum. Berdasarkan alasan tersebut, kurikulum pada masa ini dapat dikategorikan sebagai organic curriculum. Kurikulum 1984 mulai mengembangkan pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk  aktif (student centered). Apabila melihat dari pola pengembangan kurikulumnya, dapat diketahui bahwa kurikulum yang dikembangkan memiliki pola yang berbeda yaitu dari sentralisasi pada KBK, menjadi desentralisasi pada KTSP dan kembali menjadi sentralisasi pada Kurikulum 2013. Hal ini berarti bahwa terjadi perubahan dan perkembangan yang bersifat menyeluruh. Apabila melihat pertimbangan tersebut, maka kurikulum pada kurun waktu ini merupakan jenis mastery curriculum.
Pada kurikulum 1984 sampai dengan kurikulum 2013, perkembangan ilmu dan teknologi serta perkembangan teknologi pendidikan dan pembelajaran mulai menjadi hal-hal yang dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum. Hal ini banyak dipengaruhi perkembangan ilmu dan teknologi yang cepat, sehingga pemerintah atau pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan kurikulum mulai memasukkan esensi perkembangan tersebut ke dalam substansi kurikulum yang dapat diwujudkan melalui muatan materi dalam mata pelajaran. Hal ini dimaksudkan agar lulusan sebagai output pendidikan menjadi manusia-manusia yang siap mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Mengingat pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi, termasuk mudahnya akses informasi dan lancarnya komunikasi, maka baik langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan teknologi pendiidkan dan pembelajaran. Perkembangan ini juga dijadikan hal esesnsial dalam pengembangan kurikulum, berdasarkan perkembangan teknologi pendidikan dan pembelajaran akan memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia.
            Pada tahun 1984, di Indonesia mulai diberlakukan kurikulum yang khusus untuk sekolah kejuruan. Dimana inisiasi pendirian dari sekolah ini adalah untuk memenuhi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh masyarakat. Selain itu, sekolah ini juga mencetak lulusan yang siap kerja dengan berbekal keterampilan yang telah diajarkan di sekolah tersebut. Mengingat pada masa itu Indonesia mengalami masa pemulihan pasca penjajahan, maka diperlukan banyak sekali tenaga kerja yang siap untuk langsung terjun ke lapangan pekerjaan setelah lulus sekolah. Sekolah tersebut sekarang kita kenal dengan nama SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Namun sebelumnya banyak juga nama sekolah-sekolah sejenis ini, misalnya SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas) dan STM (Sekolah Teknik Mesin).
            Adanya Sekolah Menengah Kejuruan ini bukan perkembangan dari kurikulum yang sudah diterapkan pada masa tersebut, melainkan penambahan jenis kurikulum yang hanya diberlakukan khusus untuk sekolah berbasis kejuruan. Apabila ditinjau dari struktur, nilai pentingnya dan strukturnya, kurikulum yang diberlakukan adalah Group-Erichment. Dimana penerapan kurikulum ini diberlakukan untuk melayani kelompok masyarakat tertentu. Sifat pengayaan yang digunakan disedain khusus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tertentu yang bersifat spesifik. Struktur yang digunakan bersifat rigid dan hanya diarahkan bagi kebutuhan tertentu. Dengan kata lain, kurikulum ini diberlakukan untuk menyiapkan lulusan yang siap pakai dengan sistem pemafaatan yang sangat spesifik. Dengan demikian, mulai tahun 1984 Indonesia sudah menerapkan beberapa jenis kurikulum, baik yang diberlakukan secara bersama-sama maupun diberlakukan secara terpisah. Pemberlakukan kurikulum tersebut sangat tergantung dengan adanya berbagai hal yang mendasari pengembangan kurikulum.
Pengembangan dan perubahan kurikulum atas dasar kebutuhan masyarakat (dunia kerja) juga dapat dilihat dari adanya perubahan kurikulum pada Sekolah Menengah Kejuruan sejak 1984-2013. Kurikulum 1984 dianggap sebagai acuan dalam pengembangan pendidikan kejuruan karena merupakan langkah awal pengkajian terhadap kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan kerja, dimana kurikulum ini dikembangkan dari data-data empirik yang diperoleh dari pelaksanaan kurikulum pendidikan menengah kejuruan sejak 1981. Perubahan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan dapat dilihat dari perbedaan latar belakang berubahnya suatu kurikulum, tujuan pendidikan, pengorganisasian materi, strategi pembelajaran, teknik evaluasi hasil belajar, proses pembelajaran.
            Dari latar belakang pengembangan dan perubahan kurikulum pada Sekolah Menengah Kejuruan yang menyesuaikan dengan tuntutan serta perubahan dunia kerja, maka kurikulum yang diterapkan di Sekolah Menengah Kejuruan dapat dikategorikan ke dalam Group-Enrichment Curriculum. Apabila dikaitkan dengan alur berpikir untuk memperoleh pengetahuan, maka pengembangan dan perubahan kurikulum di Sekolah Menengah Kejuruan melibatkan alur rasional dan alur empirik. Melibatkan alur rasional karena muatan kurikulum, kompetensi lulusan disesuaikan dengan tuntutan dunia kerja. Melibatkan alur empirik karena perubahan kurikulum dilakukan berdasarkan hasil kajian terhadap landasan pengembangan kurikulum dan hasil kajian pelaksanaan kurikulum sebelumnya.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan melalui penentuan struktur kurikulum. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta silabus. Kepentingan daerah dikembangkan untuk membangun manusia yang tidak tercabut dari akar budayanya dan mampu berkontribusi langsung kepada masyarakat di sekitarnya. Kedua kepentingan ini saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan kebersatuan yang dinyatakan dalam Bhinneka Tunggal Ika untuk membangun Indonesia
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan kelompok kami, hal-hal esensial dalam pengembangan kurikulum telah dikaji secara cermat dan mendalam berdasarkan pada alur umum untuk memperoleh pengetahuan. Adapun alur tersebut meliputi thinking, feeling, sensing, dan believing. Melalui alur thinking, di mana hasil pengkajian hal-hal esensial dalam pengembangan kurikulum digunakan untuk mengkategorikan hal-hal tersebut apakah logis atau tidak logis (logical-illogical). Alur feeling untuk mengkategorikan hasil pengkajian apakah ada pencerahan/intuisi atau tidak ada pencerahan/intuisi (insight - no insight). Alur sensing digunakan untuk membedakan hasil pengkajian apakah sesuai dengan persepsi atau salah persepsi (perception-misperception). Yang terakhir adalah  alur believing, di mana hasil pengkajiannya akan diperoleh ideologi atau khayalan (ideology-delusion).
Setiap hal-hal esensial dalam pengembangan kurikulum dikaji menggunakan kombinasi dari keempat jalur yang telah disebutkan di atas. Apabila hasil pengkajian hal-hal yang mendasari pengembangan kurikulum tersebut, didapatkan hasil tidak logis dan/atau tidak ada pencerahan dan/atau salah persepsi dan/atau tidak sesuai ideologi, maka pengembangan kurikulum berdasarkan satu atau lebih dari enam hal esensial tersebut perlu dikaji ulang sebelum dijadikan dasar pertimbangan pengembangan suatu kurikulum. Oleh karena itu, hal-hal esensial yang mendasari pengembangan kurikulum telah melalui pengkajian yang benar-benar cermat dan mendalam sebelum dijadikan dasar pertimbangan pengembangan kurikulum.
Berdasarkan kajian mengenai pengertian, faktor-faktor, macam kurikulum dan hal-hal esensial dalam pengembangan kurikulum dapat disimpulkan bahwa kurikulum dikembangkan untuk menciptakan suatu pendidikan yang mampu menghasilkan outcome atau lulusan yang menjadi manusia seutuhnya. Manusia yang memiliki kemampuan kognitif yang baik, sikap atau afektif yang bagus, baik sikap untuk membangun tauhid vertikal dengan Tuhan maupun tauhid horizontal sikap dengan sesama manusia, serta memiliki keterampilan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan.

Oleh : 
Rina Vitdiawati                      
Windi Septa Riandi              
Rini Nusantari                        
Dewi Nilam Tyas                    

Related Post

Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar
pak muliadi
AUTHOR
5 Desember 2016 pukul 10.00 delete

KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.

KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


Reply
avatar